Saat ini orang ramai bicara soal green living, dengan slogan reduce, reuse, recycle. Aku cerita sedikit tentang kisahku beberapa bulan lalu. Saat baru mulai memesan barang dari China, aku sempat protes bila supplier mengemas pesananku dobel-dobel, 2 pieces dalam satu kemasan. Aku protes karena tujuanku adalah untuk menjual kembali clodi itu, jadi rasanya ‘tidak menghormati’ pelanggan bila clodi pesanan mereka tidak dikemas satu per satu dalam kemasan plastik yang cantik. Saat itu jawaban supplier adalah, untuk menghemat ongkos kirim maka barang dikemas seringkas mungkin. Maka sekarang cara mereka berbeda, barang tetap dikemas dobel tapi aku diberi plastik pembungkus ekstra.
Pikir punya pikir, dengan semakin meningkatnya kesadaran green living, konsumen juga mengerti untuk menggunakan seminim mungkin kemasan plastik. Tidak dikemas satuan secara rapi bukan berarti tidak menghormati pelanggan, melainkan justru penerapan gaya hidup ‘hijau’. Less is more. Maka saya mohon maaf dan mohon pengertian pelanggan sekalian, bila sekarang pesanan tidak dibungkus dengan kertas kado cantik. Melainkan dengan kertas koran saja. Selain hemat, murah, saya berpandangan bahwa yang kepake kan isinya, bukan sampulnya. Bungkusnya paling-paling hanya berakhir di tong sampah.
Kalau benar-benar ingin ‘green’ kenapa tidak menjual produk lokal saja? Nah itu pertanyaan yang susah saya jawab. Jawabannya klise: karena barang dari China lebih murah daripada produk lokal. Huhu…idealisme tergilas komersialisasi T_T. Tapi kan clodi lebih ramah lingkungan daripada pospak? Setengah ‘green’ tak apalah untuk sementara ini, daripada tidak ‘green’ sama sekali.
Sidoarjo, February 10, 2010, 12.30